Mensiasati guru lemah IT

Tidak bisa dipungkiri, kemampuan guru itu banyak perbedaan. Bahkan sebanyak guru yang ada di sekolah tersebut. Tentu kepala sekolah sebagai top leader mempunyai cara untuk menanggulangi dan mensiasatinya. Apalagi sekolah yang berada jauh dari jangkauan teknologi seperti sinyal yang tidak ada, belum dialiri listrik, atau tersedianya computer yang belum memadai.

Seperti yang kami lakukan di sekolah. Dalam membelajarkan guru untuk menguasai IT yakni dengan cara membagi guru yang ada dalam beberapa kategori. Kategori yang pertama adalah guru yang sudah menguasai IT. Kemudian yang kedua, guru yang baru mulai atau belum sepenuhnya menguasai. Dan kategori yang ketiga adalah guru yang belum mengerti sama sekali.

Dalam menetapkan kategori, perlu juga diingat oleh kepala sekolah faktor umur. Ini dapat menjadi penghambat dalam melaksanakan program. Para guru bisa berdalih, “Kami hampir pensiun”. Maka dalam hal ini kepala sekolah harus dapat melakukan pendekatan kepada para guru. Kepala sekolah harus mampu mempengaruhi dan menggerakannya. Disinilah diminta keprofesionalan seorang kepala sekolah. Karena pada hakekatnya ilmu manajemen itu adalah mampu mempengaruhi dan menggerakan orang lain.

Kemudian kepala sekolah perlu menetapkan waktu pelaksaanaan dengan cara melakukan musyawarah dengan seluruh stakeholder yang ada. Kepala sekolah jangan sekali-kali mengatom guru. Tetapi mintalah kesedian para guru, kapan waktu yang tepat digunakan dan berapa kali kegiatan dalam seminggu.

Ketika memberikan bimbingan pembelajaran menguasai IT, kepala sekolah juga perlu memperhatikan kemampuan masing-masing guru. Karena kemampuan setiap orang itu tidak sama. Analoginya, jangan samakan kecepatan mobil balap dengan bemo. Oleh sebab itu seorang kepala sekolah harus mempunyai kemampuan melihat potensi dan kecepatan daya nalar masing-masing guru.

Dalam pelaksanaan program, kepala sekolah bisa memberdayakan teman sejawat dalam melakukan pembelajaran. Guru yang sudah mampu menggunakan IT, membimbing teman yang belum mampu menggunakan IT. Jikalau disuatu sekolah guru belum ada yang mampu menguasai IT, maka kepala sekolah dapat meminta bantuan operator sekolah memberikan bimbingan dan pembelajaran IT.

Juga perlu ketahui oleh kepala sekolah, yakni kepala sekolah harus mampu membangkitkan semangat para guru. Sehingga masing-masing guru mempunyai motivasi yang berasal dari dalam diri. Jika ini sudah bangkit, tidak akan ada yang dapat menghalangi. Karena motivasi yang kuat datang dari dalam diri seseorang.

Kemudian dari kegiatan yang dilakukan, sangat penting meninjau ulang atau melakukan evaluasi. Paling kurang satu kali dalam dua minggu. Jika ada anggota yang kurang mengikuti program, perlu di panggil secara personal, dan bicarakan kendala mengikuti kegiatan. Jangan menasehatinya di depan orang banyak. Karena setiap orang itu tidak akan mau membicarakan kekurangannya di depan orang banyak. Dan hasil dari evaluasi dapat menjadi dasar untuk melanjutkan kegiatan selanjutnya.

Mengingat sangat pentingnya guru untuk menguasai IT, maka perlu kepala sekolah sebagai manajer di sekolah untuk secara aktif memfasilitasi para guru untuk menguasainya. Karena dengan mampunya guru menguasai IT, maka akan membuka cakrawala para guru untuk belajar secara mandiri melalui online. Dan tidak ada salahnya kita belajar dan terus belajar, karena pembelajaran itu sepanjang hayat.

Painan, 03 Juli 2020

Donni Saputra, dilahirkan di negeri sejuta pesona Pesisir Selatan tepatnya di Kampung Pandan pada tanggal 01 Juni 1975. Ia adalah alumni pascasarjana Universitas Negeri Padang tahun 2012. Saat ini, ia menjabat sebagai Kepala SDN 12 Api – Api Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan. Ia dapat dihubungi pada email [email protected] atau di WA 082386668880